• Sedikit berbagi pengalaman, sering kali kita sebagai pemula melakukan transaksi hanya dengan sekedar membanding bandingkan harga antara supplier satu dan supplier lainnya. Dalam menjalin hubungan bisnis jangka panjang dengan supplier, banyak faktor yang perlu dipertimbangkan, dan harga bukanlah satu-satunya indikator utama. Harga bersifat fluktuatif dan bisa berubah sewaktu-waktu, sehingga tidak bisa menjadi satu-satunya dasar penilaian.

      Aspek Penilaian Supplier untuk Hubungan Jangka Panjang

      1. Ketersediaan Barang
      Supplier yang menawarkan harga murah belum tentu dapat menyediakan barang secara konsisten. Di sisi lain, ada supplier dengan harga standar pasar, namun memiliki keunggulan dalam ketersediaan dan kontinuitas stok. Konsistensi inilah yang seringkali lebih bernilai dalam jangka panjang.

      2. Kesesuaian Karakter dan Budaya Bisnis
      Hubungan kerja yang efektif memerlukan keselarasan karakter dan cara kerja. Supplier yang memahami dan mampu mengikuti cara kerja kita, serta memenuhi ekspektasi yang ditetapkan, akan lebih mudah diajak bekerjasama secara jangka panjang.

      3. Keandalan dan Komitmen
      Faktor seperti ketepatan waktu pengiriman, kualitas produk, serta respon terhadap masalah menjadi indikator penting dalam menilai apakah supplier layak menjadi mitra jangka panjang.

      4. Komunikasi dan Kolaborasi
      Supplier yang terbuka untuk berdiskusi, menerima masukan, dan memiliki keinginan untuk berkembang bersama menunjukkan potensi besar sebagai mitra strategis.

      Cara Membangun Hubungan yang Baik dengan Supplier

      Saat kalian sudah menemukan supplier, jangan hanya menjalin hubungan yang bersifat transaksional. Transaksional itu artinya kalian menghubungi supplier ketika ada perlunya saja. Bangunlah hubungan yang lebih mendalam dan berkelanjutan. Apa maksudnya?

      1. Fokus pada Satu Supplier Terlebih Dahulu
        Di awal kerja sama, prioritaskan untuk fokus pada satu supplier. Hal ini penting agar kalian bisa menjajaki potensi kerja sama jangka panjang, atau istilahnya crossing. Hindari langsung berpindah-pindah produk atau supplier sebelum memahami kualitas kerja sama yang sedang dibangun.

      2. Jangan Membanding-bandingkan Secara Terbuka
        Mengadu-adu supplier satu dengan yang lain bisa merusak kepercayaan. Hargai relasi yang sedang dibangun dan tunjukkan komitmen dalam menjalin kerja sama profesional.

      3. Analisa Potensi Kerja Sama Jangka Panjang
        Perhatikan apakah supplier tersebut memiliki kualitas, konsistensi, dan etika bisnis yang cocok dengan kebutuhan dan nilai perusahaan kalian. Jika ya, hubungan bisa terus dikembangkan.

      4. Fokus pada Satu Proyek Awal
        Saat mengajukan proyek pertama, komitmenlah untuk menuntaskan proyek tersebut terlebih dahulu. Di situ kalian akan tahu apakah kerja sama ini layak untuk dilanjutkan atau tidak.

      5. Cara membangun hubungan yang kuat dengan supplier melibatkan lebih dari sekadar transaksi bisnis. Berikut beberapa prinsip “membangun komunikasi yang intens dan menjadikan supplier sebagai bagian dari tim”:

      1. Bangun Komunikasi yang Terbuka dan Teratur

        • Jadwalkan pertemuan rutin, baik secara langsung maupun virtual.
        • Sediakan saluran komunikasi cepat (WhatsApp, email, dll).
        • Libatkan mereka sejak awal perencanaan proyek agar mereka merasa memiliki kontribusi strategis.
      2. Libatkan Supplier dalam Perencanaan Proyek

        • Ajak mereka dalam diskusi teknis atau brainstorming.
        • Mintalah pendapat mereka tentang pemilihan material, metode pengiriman, atau efisiensi biaya.
        • Buat mereka merasa menjadi bagian dari tim, bukan hanya vendor.
      3. Bangun Kepercayaan dan Transparansi

        • Jelaskan ekspektasi secara jelas, termasuk kualitas, waktu, dan biaya.
        • Berikan feedback secara jujur namun konstruktif.
        • Transparan tentang tantangan proyek yang mungkin mempengaruhi mereka.
      4. Hargai dan Apresiasi Kinerja Mereka

        • Berikan pujian saat mereka memenuhi atau melampaui ekspektasi.
        • Tawarkan kerja sama jangka panjang jika kinerjanya baik.
        • Pertimbangkan insentif kecil sebagai bentuk penghargaan.
      5. Tumbuhkan Hubungan Win-Win

        • Carilah solusi bersama jika terjadi masalah.
        • Tunjukkan bahwa keberhasilan proyek juga berarti keberhasilan bagi mereka.
        • Hindari sikap yang hanya mementingkan pihak Anda sendiri.
      arie, Hendri Tabora Imbora and Ardiles
      0 Comments